Senin, 16 Agustus 2010

Tugas Akhir Siti Sarah dan Resty Silvany





PENGGUNAAN MICROTUBE REACTOR
 UNTUK MEMPRODUKSI BIODIESEL SECARA KONTINYU 
DENGAN MEMANFAATKAN BAHAN BAKU 
MINYAK GORENG BEKAS



ABSTRAK


Pada umumnya proses pembuatan biodiesel dilakukan secara konvensional dengan menggunakan reaktor batch. Secara komersial, reaksi transesterifikasi di dalam reaktor batch menghasilkan biodiesel dalam jumlah sedikit. Dengan demikian, reaksi transesterifikasi menggunakan reaktor batch memperlihatkan hasil yang kurang efisien baik dalam hal jumlah yang dihasilkan maupun waktu  produksi biodiesel itu sendiri. Hal ini mendorong adanya suatu perubahan model reaktor mikro dalam mengantisipasi rendahnya konversi maupun waktu reaksi. Model reaktor mikro yang dirancang dalam penelitian ini selanjutnya disebut dengan microtube reactor. Penelitian ini menggunakan microtube reactor sebagai alat untuk memproduksi biodiesel secara kontinyu skala laboratorium. Dalam penelitian ini digunakan 2 buah microtube reactor dengan dimensi yang berbeda yaitu microtube reactor dengan diameter dalam 1 mm dan panjang pipa berturut-turut 1000 mm dan 250 mm.
Penelitian difokuskan pada pengaruh temperatur reaksi, perbandingan microtube reactor dengan reaktor batch, perbandingan dimensi microtube reactor, pengaruh bahan baku minyak terhadap konversi biodiesel dan waktu reaksi. Variasi temperatur dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum. Hasilnya kondisi optimum terjadi pada temperatur 600C dengan perbandingan volume minyak goreng bekas:metanol 4:1, dan KOH 1% dari berat minyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel lebih tinggi jika menggunakan microtube reactor dengan panjang lilitan 1000 mm dari pada panjang 250 mm. Hal ini dikarenakan di dalam microtube reactor panjang lilitan 1000 mm waktu bertumbukannya antar molekul tidak terlalu singkat sehingga semakin besar minyak goreng bekas yang terkonversi menjadi biodiesel. Bila microtube reactor dibandingkan dengan reaktor batch, maka waktu reaksi di dalam microtube reactor akan lebih cepat dibandingkan dengan reaktor batch. Hal ini dikarenakan ruang reaktor yang kecil (diameter dalam 1 mm) sehingga menyebabkan tumbukan diantara molekul-molekul reaktan terjadi lebih cepat untuk kemudian melakukan reaksi. Adapun persen perolehan biodiesel pada kondisi optimum di dalam microtube reactor sebesar 94,74% dan rata-rata waktu reaksi di dalam microtube reactor adalah 24 detik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena microtube reactor dapat menghasilkan biodiesel. Pada kondisi optimum diperoleh biodiesel dengan pH 7, densitas pada suhu 15oC sebesar 0,879 g/mL, viskositas kinematik pada suhu 40oC sebesar 4,498 cSt, bilangan asam sebesar 0,962 mgKOH/g, titik nyala sebesar 160oC, dan nilai kalor sebesar 38,72 kJ/g. Hasil analisis tersebut sebagian besar telah memenuhi standar SNI biodiesel dan ASTM standar (minyak solar).


Kata kunci: microtube reactor, waktu reaksi, transesterifikasi, biodiesel.




Pelaksanaan Proses Transesterifikasi secara Kontinyu






  • Microtube Reaktor

Gambar perancangan microtube reactor


Gambar hasil perancangan microtube reactor


  • Perancangan Pengaduk T-Joint


Gambar perancangan pengaduk T-Joint


Gambar hasil perancangan pengaduk T-Joint 


  • Perancangan Sistem Penggerak


Gambar perancangan pompa peristaltik dan pompa syiringe





Gambar hasil perancangan pompa syiringe




Gambar hasil perancangan pompa syiringe



  • Sistem Penampung
Gambar perancangan penampungan


Gambar hasil perancangan penampungan